PENELITIAN DURASI LAGU
Muhammad Solihin
Sekolah Tinggi Teknologi Garut
Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut 44151 Indonesia
Email : jurnal@sttgarut.ac.id
Abstrak -Belakangan ini musik sudah menjadi kebutuhan dari masyarakat luas. Musik
juga dapat mempengaruhi seseorang, terbukti pada trend fashion, banyak penikmat
musik yang meniru gaya berpakaian dari musisi yang mereka favoritkan. Sampai
saat ini terdapat banyak musik yang ada di masyarakat dan biasa disebut dengan
musik populer. Terdapat beberaapa genre musik dalam musik populer yang dapat ditemui
di berbagai belahan dunia oleh karena sifat musiknya yang hampir bisa diterima
semua orang diantaranya, pop, rock, jazz dan lain sebagainya.
Kata Kunci – Penelitian,permasalahan
BAB I
PENDAHULUAN
Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung
irama, lagu dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang
menghasilkan bunyi-bunyian.
Musik juga merupakan bahasa yang universal yang mampu berbicara dlam
berbagai bahasa, mampu mnyuarakan isi hati para penciptanya dan mencerminkan
kebudayaan dari berbagai macam belahan dunia. Misalnya tanpa kita sadari ketika
kita mendengarkan musik yang berbahasa asing yang tidak dapat kita mengerti,
meski tanpa kita melihat artinya kebanyakan dari kita tahu bahwa musik atau
lagu tersebut mengandung makna jatuh cinta, patah hati, duka dan sebagainya,
termasuk juga musik instrumental, walaupun tanpa kata, ada aura tersendiri di
dalamnya.
Musik juga dapat dikelompokkan sesuai dengan kemiripannya satu sama lain
yang biasa disebut dengan genre musik. Secara umum musik juga dapat dikelompokkan
menurut kegunaannya, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah besar, yaitu,
musik seni, musik populer dan musik tradisional.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Tabel Frekuensi
Tabel Frekuensi adalah tabel yang menyajikan hasil
percobaan dengan seluruh kemungkinan dinyatakan dengan variabel (angka-angka)
disertai dengan frekuensi dan nilai probabilitas.
2.2 Kelas
Kelas ( Class ) Pengelompokan individu atau item dari
data ( Class ) yang diobservasi kedalam batas – batas nilai tertentu
2.3 Batas kelas
Bilangan – bilangan yang membatasi kelas – kelas (
class limit ) tertentu, yang memiliki 2 macam pengertian:
a. Batas Kelas / ujung kelas ( State Class Limit )
yaitu bilangan - bilangan yang tertera didalam suatu distribusi frekeuensi yang
membatasi kelas – kelas tertentu yang terdiri dari :
·
Batas bawah
kelas / Ujung bawah kelas (Lower State Class limit/ LCL) Adalah bilangan yang
paling kecil yang membatasi kelas tertentu.
·
Batas atas
kelas/Ujung atas kelas (Upper State Class limit/ UCL) Bilangan yang paling
besar yang membatasi kelas tertentu.
b. Batas kelas sebenarnya / Tepi kelas ( Class Boundaries
) yaitu bilangan:
·
Batas bawah
kelas sebenarnya/tepi bawah kelas ( Lower Class Boundaries / LCB ) Bilangan
yang diperoleh dari rata-rata ujung atas kelas sebelumnya dengan ujung bawah
kelas yang bersangkutan.
·
Batas atas
kelas sebenarnya/tepi atas kelas ( Upper Class Boundaries / UCB ) Bilangan yang
diperoleh dari rata-rata ujung atas kelas yang bersangkutan dengan ujung bawah
kelas yang berikutnya.
2.4 Panjang kelas
Panjang kelas /Lebar kelas / Ukuran Kelas ( Class
interval / Class Size ) Ã Ci Bilangan – bilangan yang
menunjukkan panjang / lebar / ukuran dari tiap – tiap kelas yang diperoleh
dengan cara mengurangkan batas bawah kelas berikutnya dengan batas kelas yang
bersangkutan.
2.5
Frekuensi
Angka yang menunjukkan banyaknya data individual yang
terdapat dalam satu kelas.
2.6 Nilai
tengah
Nilai tengah/ titik tengah/tanda kelas ( Midpoint /
Class Mark ) adalah bilangan – bilangan yang dapat mewakili kelas – kelas
tertentu yang diperoleh dengan jalan atau cara merata – ratakan batas kelas
yang bersangkutan.
2.7
Histogram
Suatu bentuk grafik distribusi frekuensi yang
merupakan batang – batang yang disusun secara berderet tanpa jarak yang
menggambarkan tinggi frekuensi tiap kelas
2.8 Poligon
( Polygon )
Suatu bentuk Grafik distribusi frekuensi yang
merupakan garis patah – patah yang menghubungkan titik tengah histogram tiap
kelasnya
2.9 Ozaiv (
Ogive )
Suatu bentuk Grafik distribusi frekuensi yang
merupakan garis patah – patah yang menghubungkan tinggi frekuensi kumulatif
dari tiap – tiap kelasnya.
2.10
Distribusi Frekuensi Kumulatif
Distribusi Frekuensi Kumulatif yaitu distribusi
frekuensi yang frekuensinya ditambahkan atau dikurangkan secara bertahap dengan
frekuensi tiap kelasnya dari DF asalnya. DF kumulatif terdiri dari
2.11 Ukuran
Pemusatan Data
Ukuran Pemusatan Data adalah bilangan atau keterangan
yang dapat mewakili deretan bilangan atau deretan keterangan tertentu atau
suatu nilai yang mewakili suatu kelompok data yang pada umunya mempunyai
kecenderungan terletak di tengah – tengah dan memusat dalam suatu kelompok data
yang disusun menurut besar kecilnya nilai data.
BAB III KERANGKA KERJA
Dalam pembahasan kali ini, penulis membuat sebuah pengukuran data mengenai
ukuran dari file durasi lagu. Berikut ini merupakan data yang telah dikumpulkan
dari pengukuran tersebut, yaitu sebanyak 50 data:
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penyajian Distribusi Frekuensi Data
Ukuran File Film
- Tabel Distribusi Frekuensi:
Nilai minimal = 1.2
Nilai maksimal = 6.43
Range = 6.43 – 1.2 = 5.23
Kelas : 2k ≥ 50, k=6, 7, dst. dipilih k=6
Interval = 5.23/ 6 = 0.87
Tabel
Distribusi Kumulatif
Histogram
Frekuensi
Poligon
Frekuensi
4.2 Penyajian Data Terpusat/Numerik
4.2.1
Mean
Mean =
jumlah nilai data pengamatan / banyaknya data anggota sampel.
Mean= 869,04/50
= 17,38
Jadi ukuran
pusat rata-rata tunggal dari data tersebut adalah 17,38
4.2.2
Median
Jumlah data
frekuensi data sample =f = n/2= 50/2 = 25. Maka f nya adalah 5. Dan letak
medianya ada di 2,95-3,84
Keterangan:
- n= 50 f = 26
- interval = 0,87 F = 5
- TBMe= 2,95+2,96/2 = 2,955
Median= TBMe
+ (1/2n-F)/f x interval
= 2,955 + (1/2 x 50 – 5)/ 26 x 0,87
= 2,955 + (25 - 5)/26 x 0,87
= 2,955 + 20/26 x 0,87
= 2,955 + 0.669
= 3,62
4.2.3 Modus
Keterangan:
-
Karena
frekuensi terbanyak ada di 699-798, maka letak modusnya pun disanya.
-
d1= 26-3= 23
-
d2= 26-14=
12
-
TBMo= 2,95+2,96/2
= 2,955
-
interval =
0,87
Modus = TBMo
+ d1/(d1+d2) x interval
= 2,955+ 23/(23+12) x 0,87
= 2,955+ 23/35 x 0,87
= 2,955+ 0,571
= 3,52
Jadi ukuran
pusat modus tunggal dari data tersebut adalah 3,526
2.3 Ukuran
Letak
2.3.1
Kuartil
Kuartil,
membagi data menjadi seperempat bagian yang sama untuk data terurut
Keterangan:
- Kuartil 1
Letak Q1
= ¼ x n = ¼ x 50 = 12.5
TBQ1 =
2,95+2,96/2 = 2,955
i = 0,87
F1 = 5
f1 = 26
Q1 = TBQ1 + i [(Letak Q1-F1)/f1]
= 2,955 + 0,87[(12.5-5)/26]
= 2,955 +
0,87 (7,5/26)
= 2,955 +
0,87 (0.28)
= 2,955 +
0,24
= 3,195
- Kuartil 2
Letak Q2 = 2/4
x n = 2/4 x 50 = 25
TBQ2 = 2,95+2,96/2
= 2,955
i = 0,87
F2= 5
f2 = 26
Q2
= TBQ2 + i [(Letak Q2-F2)/f2]
= 2,955+ 0,87 [(25-5)/26]
= 2,955+ 0,87 (20/26)
= 2,955+ 0,87 (0.76)
= 2,955+ 0,66
= 3,61
- Kuartil 3
Letak Q3 = ¾
x n = ¾ x 50 = 37.5
TBQ3 = 3,84+3,85/2
= 3,845
i = 0,87
F3= 31
f3 = 14
Q3
= TBQ3 + i [(Letak Q3-F3)/f3]
= 3,845+ 0,87 [(37.5-31)/14]
= 3,845+ 0,87 (6.5/14)
= 3,845+ 0,87 (0,46)
= 3,845+ 0,40
= 4,24
2.3.2 Desil
Desil, sekelompok data terurut terbagi menjadi 10
bagian yang sama. Karena desil itu membagi letaknya menjadi 10, maka untuk
pembahasan kali ini hanya akan diberikan contohnya desil 1-3 saja.
- Desil 1
LD1 = 1/10 x
n = 1/10 x 50 = 5
TBD1 =
2,08+2,95/ 2 = 2,51
i = 0,87
F1 = 5
f1= 3
D1
= TBD1 + i [(LD1-F)/f]
= 2,51+ 0,87 [(5-5)/3]
= 2,51 + 0,87
= 3,38
- Desil 2
LD2 = 2/10 x
n = 2/10 x 50 = 10
TBD2 = 2,95+2,96/2
= 2,955
i = 0,87
F2 = 5
f2= 26
D2
= TBD2 + i [(LD2-F)/f2]
= 2,955+ 0,87 [(10-5)/26]
= 2,955+ 0,87 (5/26)
= 2,955+ 0,87 (0.2)
= 2,955+ 0,19
= 3,14
- Desil 3
LD3 = 2/10 x
n = 3/10 x 50 = 15
TBD3 = 2,95+2,96/2
= 2,955
F2 = 5
f2= 26
D3 = TBD3
+ i [(LD3-F)/f3]
= 2,955+ 0,87
[(15-5)/26]
= 2,955+ 0,87
(10/26)
= 2,955+ 0,87
(0.38)
= 2,955+
0,33
= 3,82
2.3.3
Persentil
Persentil, sekelompok data terurut terbagi menjadi 100
bagian yang sama. Karena persentil itu membagi letaknya dari 100, maka
untuk pembahasan kali ini hanya akan diberikan contohnya persentil 1-3 saja.
- Persentil 1
LP1 = 1/100
x n = 1/100 x 50 = 0.5
TBP1 =
1,1+1,2/ 2 = 1,15
i = 0,87
F1 = 0
f1= 2
P1
= TBP1 + i [(LP1-F1)/f1]
= 1,15+ 0,87[( 0.5-0)/2]
= 1,15+ 0,87 (0.5/2)
= 1,15+ 0,87 (0.25)
= 1,15+ 0,21
= 1,36
- Persentil 2
LP2 = 2/100
x n = 2/100 x 50 = 1
TBP2 = 1,1+1,2/
2 = 1,15
i = 0,87
F2 = 0
F2= 2
P2 =
TBP2 + i [(LP2-F2)/f2]
= 1,15+
0,87[( 1-0)/2]
= 1,15+0,87 (1/2)
= 1,15+ 0,5
= 1,65
- Persentil 3
LP3 = 3/100
x n = 3/100 x 50 = 1.5
TBP3 = 1,1+1,2/
2 = 1,15
i = 0,87
F3 = 0
F3= 2
P3 =
TBP3 + i [(LP3-F3)/f3]
= 1,15+ 0,87
[( 1.5-0)/2]
= 1,15+ 0,87
(1.5/2)
= 1,15+ 0,87
( 0.75)
= 1,15+ 0,65
= 1,8
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Jadi, berdasrakan
data ukuran file durasi ini dapat dihasilkan data distribusi frekuensi
relative, distribusi frekuensi kumulatif, hidtogram frekuensi, polygon, dan
ogif. Sedangkan berdasarkan ukuran numerik adalah sebagai berikut:
- Mean = 17,38 menit
- Median = 3,62 menit
- Modus = 3,52 menit
- Kuartil :
a.
Kuartil 1 =
3,19 menit
b. Kuartil 2 = 3,61 menit
c.
Kuartil 3 =
4,24 menit
- Desil:
a.
Desil 1 = 3,38
menit
b. Desil 2 = 3,14 menit
c.
Desil 3 = 3,82
menit
- Persentil:
a.
Persentil 1
= 1,36 menit
b. Persentil 2 = 1,65 menit
c.
Persentil 3
= 1,8 menit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar